MAKALAH
Mata
Kuliah
Agribisnis
Tanaman Sayuran Dan Buah-Buahan
Tentang
“Budidaya
Tanaman Tomat”
Disusun
oleh:
Arifson Yondang
Nirem:05.1.4.12.0370
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN
PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN
PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ” BUDIDAYA TANAMAN TOMAT“.
Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan,
pencarian bahan, sampai penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk,
dan bimbingan dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih dan
kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang, dan
penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Desember 2014
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tomat termasuk sayuran buah yang paling digemari oleh setiap orang karena rasanya enak, segar, dan sedikit asam. Selain itu, tomat setelah tua dan berwarna merah merupkan sumber vit. A, vit C, dan sedikit vit. B. Kandungan vit. A-nya lebih tinggi 2-3 kali dari semangka.
Tomat dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Jenis tomat sayur lebih baik ditanam di dataran rendah. Sementara tomat apel lebih baik ditanam di dataran tinggi.Tanaman tomat sangat peka terhadap tanah yang sedikit kekurangan zat-zat hara terutama unsure nitrogen (zat lemas).
Oleh karena itu, penanaman tomat harus pada tanah yang gembur, sedikit mengandung pasir dan banyak mengandung bahan organik (subur). Tanah liat yang sedikit mengandung pasir dengan derajat keasaman tanah (pH) antara 5-6 sangat disukai tanaman ini.
Tanaman tomat pun tidak tahan terhadap hujan. Oleh karena itu, waktu tanam terbaik adalah 2 bulan sebelum musim hujan hingga akhir musim hujan.Waktu tanam pun dapat dilakukan pada awal musim hujan. Akan tetapi, tanaman sering mengalami kegagalan karena banyak terjadi serangan penyakit daun dan buahnya banyak yang pecah sehingga mutunya dan produksinya menurun.
B.
Tujuan
Pembuatan makalah budidaya tanaman tomat bertujuan :
1. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui cara penanaman atau budidaya tanaman tomat dengan benar.
2. Agar mahasiswa dapat belajar menanggulangi permasalahan yang timbul dalam budidaya tanaman tomat (seperti serangan hama, kekurangan unsur hara, dll)
3. Sebagai pembelajaran bagi semua pihak yang akan mengusahakan komoditas tanaman tomat.
C.
Manfaat
Manfaat yang
dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1.
Mahasiswa dapat mengetahui cara/praktik budidaya
tanaman tomat dengan benar agar memperoleh hasil produksi yang maksimal.
2.
Mahasiswa dapat mengatasi masalah didalam usaha budidaya
tanaman tomat dengan teknik yang benar dan tepat sasaran
3.
Para pengusaha tomat dapat memahami dan mengetahui
cara atau tehnik budidaya tomat yang benar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian, yaitu xitomate atau xitotomate. Tanamantomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayahyang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buahtomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orangSpanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomatsudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
B.
Karakteristik
Komoditas (Klasifikasi Dan Morfologi)
Tomat
adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas
dan kualitas masih rendah. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung
vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat
juga mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat juga adalah
komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja,
penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan
kosmetik, obat-obatan dan bahan baku industri saus. Dengan tehnik budidaya
tomat yang baik diharapkan kualitas dan kuntitas produksi tomat dapat
ditingkatkan sehingga dapat dijadikan sebagai sebuahpeluang usaha yang
menjanjikan.
Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (tanaman berbiji
tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan
berbiji belah dan berkeping dua)
Ordo : Solanales (Tubiflorae)
Famili :Solanaceae
Genus : Lycopersicon
Spesies :Lycopersicon esculentum
Mill atau Solanum lycopersicum L (Cahyono, 2008).
2.
Morfologi Tanaman Tomat
Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar
serabut yang tumbuh menyebar kearah samping. Tetapi dangkal. Batang tanaman
tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat,
berbulu atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut
kelenjar. Batang tanaman berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan dan
pada ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat
dapat bercabang dan diameter cabang lebih besar jika dibanding dengan jenis
tanaman sayur lainya. Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian tepi daun
bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung
kedalam. Daun berwama hijau dan merupakan daun majemukganjil yang berjumlah
sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun
yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling
atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil,
diameternya sekitar 2 cm dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5
buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya
kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena
benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk
pada bunga yang sama. Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada
yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran
buahnya juga bervariasi, yang paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang besar
memiliki berat 180 gram. Buah yang masih muda berwama hijau muda, bila telah
matang menjadi merah. (Cahyono, 1998)
3.
Syarat Tumbuh
a. Keadaan Iklim
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau dengan
pengairan yang cukup. Kekeringan banyak mengakibatkan banyak bunga yang gugur,
lebih-lebih bila disertai dengan angin kering. Sebaliknya pada musim hujan
pertumbuhannya kurang baik karena kelembaban dan suhu yang tinggi akan
menyebabkan timbulnya banyak penyakit.
Tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang cukup. Kekurangan sinar
matahari menyebabkan tanaman tomat terserang penyakit, baik parasit atau non
parasit. Intensitas sinar matahari sangat penting dalam pembentukan vitamin C
dan karoten dalam buah tomat. Sinar matahari berintensitas yang tinggi akan
menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi.
Pertumbuhan tanaman tomat didataran tinggi lebih baik dari pada didataran
rendah karena tanaman menerima sinar matahari lebih banyak tetapi suhu rendah.
b. Keadaan Tanah
Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir
sampai tanah lempung. Akan tetapi tanah yang ideal adalah tanah lempung
berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung unsur
organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Tanah yang
selalu tergenang air menjadi tanaman yang kerdil dan mati.
Tanaman
tomat tumbuh baik dengan tanah ber-pH 6,0-7,0. Bila pH tanah kurang dari 5,5
sebaiknya tanah ditaburi kapur. Misalnya, kapur bangunan Ca (OH)2 atau dolomit
(kapur pertanian) yang mengandung CaCO3 dan MgCO3. Pemberian kapur jangan
keliru dengan kliserit yang mengandung MgSO4, H2O karena hanya akan menurunkan
pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah ber-pH 4,8 yang diberi kapur
dolomit sekitar 7,413 ton/ha akan menaikkan hasil tomat sekitar 10 ton. Untuk
memperbaiki struktur tanah perlu diberi tamabahan pupuk kandang yang telah jadi
atau kompos sebanyak 25-50 ton/ha. Pada tanah yang kurang subur ditanami pupuk
hijau misalnya orok-orok (Crotalalia juncea)(Pracaya,1998).
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Budidaya
Tomat
Tanaman tomat ditanam secara
intensif artinya bahwa tomat diusahakan secara sungguh-sungguh hal ini juga
dipengaruhi oleh faktor resiko yang cukup besar dan iklim yang sudah tidak bisa
dibaca secara pasti. Adapun cara-cara budidaya tanaman tomat yang dilakukan
sebagai berikut:
1.
Pembibitan
a. Persyaratan Benih
Kriteria-kriteria teknis untuk seleksi
benih tanaman tomat adalah:
1)
Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka,
karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh.
2)
Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak
menunjukkan adanya serangan hama atau penyakit.
3)
Benih atau biji bersih dari kotoran.
4)
Pilih benih atau biji yang tidak keriput.
b. Teknik Penyemaian Benih
Berdasarkan tempat
persemaiannya, penyemaian benaih tomat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1)
Persemaian di Bedengan
a)
Olah lahan yang akan digunakan
sebagai bedengan agar gembur dengan cara dicangkul sedalam 30 cm.Lebar bedengan
110-120 cm dan tinggi sekitar 30 cm. Bedengan dibuat secara membujur dari Utara
ke Selatan.
b)
Tambahkan pupuk kandang halus yang telah matang
ke dalam lahan bedengan, aduk secara merata. Untuk ukuran bedengan 1 x 2
m, pupuk kandang yang diberikan sebanyak 10-20 kg. Perbandingan antara tanahdan
pupuk kandang yang biasa digunakan adalah 1 : 3 atau 1 : 4.
c)
Kering anginkan terlebih dahulu bedengan yang
akan digunakan sebagai tempat persemaian selama 4-5 hari.Selain itu, bersihkan
bedengan dari gulma yang tumbuh
d)
Buat naungan di atas bedengan guna menghindari
cahaya matahari yang terlalu terik dan air hujan. Naungandibuat tidak permanen,
sehingga mudah dibuka ketika bibit membutuhkan cahaya matahari dalam
jumlah banyak. Naungan bisa dibuat dari daun pakis, daun kelapa, atau
plastik. Naungan di pasang miring dengantinggi sebelah Timur sekitar 100 cm dan
sebelah Barat sekitar 75 cm.
e)
Airi bedengan sehari sebelum persemaian agar
basah.
f)
Sebar benih tomat ke dalam bedengan secara
merata, kemudian tutup benih dengan tanah tipis-tipis.
g)
Buka naungan saat kecambah mulai tumbuh, sekitar
4-10 hari setelah tanam. Pembukaan naungansebaiknya dilakukan pada pagi hari
(pukul 06.00 - 10.00) dan pada sore hari (pukul 15.00-17.00). Pada kedua waktu
tersebut, pengaruh sinar matahari dan temperature tidak terlalu tinggi. Pada
kondisi hujan,sebaiknya naungan dibiarkan tertutup.
2)
Persemaian dikotak semai
a)
Kotak semai terbuat dari kayu dengan panjang
50-60 cm, lebar 30-40 cm, dan tinggi 25-30 cm. Selain kayu,kotak juga bisa terbuat
dari plastik atau semen dengan ukuran yang sama. Dasar kotak tersebut
harusdilubangi dengan diameter lubang 0,5 cm.
b)
Isi kotak semai dengan media berupa campuran
tanah dan pupuk kandang setinggi 12 cm. Perbandingankomposisi antara tanah dan
pupuk kandang adalah 1 : 1 atau 1 : 2. Media semai tersebut kemudiandipadatkan
sedikit demi sedikit.
c)
Basahi media semai sehari sebelum tanam.
d)
Benih ditanam dengan jarak antar baris 5 cm dan
kedalaman 0,5 - 1 cm, kemudian ditutup tanah halus.
e)
Bibit yang tumbuh setelah 7-10 hari dapat
dipindahkan ke dalam polybag/bumbunan untuk disemaikanhingga mencapai ukuran
tertentu.
2.
Penyapihan
Sebelum ditanam di
lahan permanen, bibit yang telah berumur 2 minggu atau telah mempunyai 2-3
helai daun sebaiknya dipindahkan ke tempat penyapihan terlebih dahulu.
Penyapihan berperan penting dalam proses adaptasi bibit. Peluang bibit dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik dapat terlihat dari penyapihan. Wadah yang digunakan
untuk penyapihan dapat berupa bumbunan yang terbuat dari daun pisang atau
polybag berukuran 5 cm x 8cm.
Tahapan penyapihan yaitu :
a.
Isi bumbunan dengan media tanam berupa campuran
tanah dan pupuk kandang halus, dengan perbandingan 1 :1.
b.
Pilih bibit yang akan disapih dari tempat
persemaian untuk dipindahkan ke kantong plastik atau bumbunan.
c.
Lubangi media dalam bumbunan dengan jari sedalam
kurang lebih 1 cm.
Tanam
bibit, lalu timbun kembali dengan tanah, serta sedikit ditekan.
d.
Letakkan bibit dalam bumbunan di tempat yang
teduh.
e.
Siram bibit dengan air secukupnya setiap pagi dan
sore hari.
f.
Penyapihan berlangsung selama 14-21 hari atau
setelah bibit memiliki tinggi 15 cm dan berdaun 4 atau 5 helai.
3.
Pemindahan Bibit
Bibit tomat dapat
dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-35 hari di persemaian. Bibit yang
dipilihsebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik, yaitu penampakannya segar
dan daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak
pertumbuhannya, dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang
hama dan penyakit.
Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat
di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan cuacatidak panas
sehingga mencegah kelayuan pada tanaman.Ketika memindah bibit di kebun,
hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit
yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit
telah ditanam maka akan mengalami hambatandalam pertumbuhan, bahkan mati.
Ada beberapa cara pemindahan bibit dari
persemaian, yaitu :
a.
Sistem cabut, yaitu bibit yang telah tumbuh di
persemaian dan cukup umur dicabut dengan hati-hati. Namunsebelum dilakukan
pencabutan, bedeng persemaian harus dibasahi dengan air untuk memudahkan
pencabutandan tidak merusak akar.
b.
Sistem putaran, yaitu bibit diambil beserta
tanahnya. Namun sebelum bibit diambil,tanah dibasahi dengan air terlebih
dahulu.
c.
Kedua cara tersebut terutama ditujukan untuk
pembibitan yang secara langsung dilakukan pada bedeng tanah persemaian,
sedangkan untuk bibit yang disemaikan dalam bumbunan atau polybag cara
pemindahannya adalah: basahi bumbunan/polybag terlebih dahulu, kemudian
keluarkan bibit dari bumbunan/polibag beserta tanahnyadengan menyobek
bumbunan/kantong polybag.
4.
Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan
Pengolahan tanah untuk
penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lainlamanya
bibit di persemaian hingga dapat dipindah untuk ditanam ke kebun dengan lamanya
proses pengolahantanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar
30-35 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yangintensif sampai siap tanam
adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun,
jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih
disemaikan.
b. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah yang intensif pada
dasarnya melalui 3 tahap, yaitu :
1)
Tahap pertama adalah membalik agregat tanah
sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat terangkat
ke permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan bajak
yang ditarik oleh tenaga hewan ataudengan menggunakan traktor. Tanah diolah
dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkanselama 1 minggu
agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena angin, terkena
cahayamatahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat beracun
dari dalam tanah, seperti asam sulfidayang sangat membahayakan kehidupan
tanaman.
2)
Tahap kedua, tanah digemburkan dengan cara
dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh struktur tanah yanggembur atau remah,
sekaligus untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah hasil pengolahan tahap ini
dibiarkanselama 1 minggu.
3)
Tahap ketiga, dilakukan pemupukan dasar dengan
pupuk kandang yang matang sebanyak 15-20 ton/ha. Pemberian pupuk kandang yang
belum matang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan dapat mematikan
tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan panas. Pada tahap ini, tanah
yang telah ditaburipupuk kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan.
c. Pembentukan Bedengan
Setelah pengolahan
tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah
Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh
tanaman. Disamping pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan
untuk irigasi. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan
dengankeadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman tomat dilakukan pada
musim penghujan, bedengandapat dibuat lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan
ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm.Dengan demikian jarak
antar bedeng adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan
dibuatsaluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm.
d. Pemupukan
Sebelum bibit tomat
ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2
carayaitu:a. Kompos atau pupuk kandang yang telah matang dan SP36 ditabur
secara merata ke seluruh bedengan.Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen
agar kompos atau pupuk kandang dan SP36 tercampur meratadengan tanah. b.
Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris
tengah + 20 cm. Lubang-lubangtersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos
sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar). Lubang ditimbuntanah, kemudian
diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang dan tanah tercampur rata.
e. Pemberian Mulsa
Dewasa ini, penggunaan
plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak dipergunakan
oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih
praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisatanaman yang telah mati,
misalnya jerami padi.
5.
Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Tomat dapat ditanam
dengan 2 macam jarak tanam, yaitu dengan sistem dirempel dan sistem bebas.
1)
Sistem dirempel
Jarak tanam sistem ini
adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama sisi.
Caramenanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil
(dipotong) sedini mungkin,sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa
cabang.
2)
Sistem bebas
Ukuran jarak tanam
sistem bebas adalah 80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm; 80 cm x 100 cm; 100 cm x 100
cm.Bentuk yang digunakan dapat berupa bujur sangkar, segi panjang atau segitiga
sama sisi. Selain itu dapat jugadibuat antar barisan berjarak 100 cm, dan dalam
barisan berjarak 50-60 cm. Cara menanam dengan sistem ini bertujuan
membiarkan tunas-tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang besar dan dapat
berubah.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Bedengan yang telah
dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya hendaknya diairi
terlebihdahulu supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah tertutup mulsa
plastik dibuat lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm.
Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.
c. Cara Penanaman
Penanaman dapat
dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Apabila penanaman dilakukan
padamusim kemarau pakailah mulsa plastik hitam perak. Mulsa tersebut harus
sudah dipasang di bedengan sebelum bibitditanam. Apabila tomat ditanam pada
musim hujan pasanglah lebih dahulu atap plastik transparan (tembus
cahaya) pada bedengan yang akan ditanami.
6.
Pemeliharaan Tanaman
a. Penyulaman
Penyulaman adalah
mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal,
misalnyatumbuh kerdil. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam.
Namun jika satu minggu sudah terlihatadanya tanaman yang mati, layu, rusak atau
pertumbuhannya tidak normal, penyulaman sebaiknya segera dilakukan.Hal lain
yang juga harus diperhatikan dalam penyulaman adalah bibit yang digunakan.
Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit cadangan yang telah
dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit
cadangan. Cara penyulamannya adalah tanaman yang telah mati, rusak, layu, atau
pertumbuhannya tidak normaldicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat
tanaman terdahulu, dibersihkan dan diberi Furadan 0,5 gram bila dipandang
perlu. Setelah itu, bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu
dengan cara penanamanbibit terdahulu.
b. Penyiangan
Gulma yang tumbuh di
areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam
menyerapunsur hara. Gulma yang terlalu banyak dapat mengurangi unsur hara
sehingga tanaman tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi inang hama
dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat. Pemberian mulsa plastik
ataudaun-daunan dapat mengurangi pertumbuhan gulma. Waktu penyiangan dapat dilakukan
3-4 kali tergantung kondisi kebun.
c. Pembubunan
Tujuan pembubunan
adalah memperbaiki peredaran udara dalam tanah dan mengurangi gas-gas atau
zat-zat beracun yang ada di dalam tanah sehingga perakaran tanaman akan
menjadi lebih sehat dan tanaman akan menjadicepat besar. Tanah yang padat harus
segera digemburkan. Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak
terlaludalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi
tempat penyakit yang berbahaya.
d. Perempelan
1)
Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera
dirempel/dipangkas agar tidak menjadi cabang. Perempelan paling lambat
dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman tomat yang tingginya terbatas,
perempelannya harusdilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut
dirempel, supaya tanaman tidak terlalu pendek.
2)
Perempelan yang baik dilakukan pada pagi hari
agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara: ujung tunasdipegang dengan
tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri sampai tunas tersebut lepas.
Apabilaterlambat merempel, tunas akan menjadi cabang yang besar dan sukar
putus.
3)
Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus
dipotong dengan pisau atau gunting tajam yang bersih.
4)
Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan
memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah sudahmencapai 5-7 buah.
e. Pemupukan
Pemupukan bertujuan
untuk menambah unsure hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kebutuhan
pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 100-180 kg N per hektar, 50-150
kg P2O5 dan 50-100 kg K2O per hektar.Dosis akan semakin tinggi
apabila budidaya dilaksanakan pada musim hujan.
Untuk tanaman tomat dan
tanaman lain dari famili Solanacearum, sebaiknya tidak menggunakan pupuk
yangkandungan N-nya berasal dari Urea, tetapi lebih disarankan untuk
menggunakan ZA, karena tanaman ini sudah bisamengikat N dari udara.
Adapun kebutuhan pupuk
anorganik untuk tanaman tomat adalah 500 kg/ha Za, 170 kg/ha SP36, dan 220kg/ha
KCl. ZA diberikan sebanyak 4 tahap, yaitu 200 kg/ha pada saat tanam, dan 100
kg/ha masing-masing padaumur 10 hst, 24 hst, dan 44 hst. SP36 diberikan
seluruhnya pada saat tanam. KCl diberikan dengan 3 tahapan, yaitu120 kg/ha pada
saat tanam, 60 kg/ha pada umur 24 hst, dan 40 kg/ha pada umur 44 hst.
f.
Penyiraman
Kebutuhan air pada
budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh kekurangan
air.Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan
tanaman tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah
terserang penyakit. Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan
dan perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat mati keracunan karena
kandungan oksigendalam tanah berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak
oksigen keluar dari dalam tanah sehingga tanahmenjadi anaerob yang menyebabkan
proses oksidasi berubah menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang
demikianmenyebabkan kerontokan bunga dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif
berlebihan, sehingga mengurangi pertumbuhan dan perkembangan generatif
(buah).
Kekurangan air yang
berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
padastadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah apabila kekurangan air
terjadi pada stadia pembentukan hasil dandapat menyebabkan kerontokan bunga
apabila kekurangan air terjadi selama periode pembungaan.
g. Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir
dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu
diperhatikan:
1)
Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu
dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung dari varietasnya
2)
Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika
tanaman masih kecil, akar masih pendek, sehingga akar tidak putus
tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit yang
masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat ± 10-20 cm.
3)
Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir
dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat sehinggamembentuk segitiga.
Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau minyak tanah.
4)
Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian
10-15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan janganterlalu erat yang
penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan dilakukan dengan model angka 8
sehinggatidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan ajir yang dapat
menimbulkan luka. Tali pengikat, misalnya tali plastik harus dalam keadaan
bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus dilakukan pengikatan lagi
agar batang tomat selalu berdiri tegak (Anonymous, 2011)
h. Pemangkasan cabang
Salah satu upaya untuk
meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara pemangkasan. Pemangkasan
cabang dengan meninggalkan satu cabang utama per tanaman akan menghasilkan buah
tomat dengan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa pemangkasan.
Jumlah cabang yang harus dipertahankan per tanaman tergantung pada kultivar
yang ditanam. Tanaman tomat memerlukan air dalam jumlah yang banyak untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin sering frekuensi pemberian air semakin
baik pula sifat fisik buah tomat yang dihasilkan.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Tomat
Kerusakan pada
suatu tanaman biasa disebabkan oleh faktor biotis, seperti sbangsa jamur,
bakteri, insekta, virus dan gulma. Untuk memberantas jamur digunakan
fungisida, memberantas bakteri digunakan bakterisida dan memberantas insekta
digunakan insektisida. Untuk memberantas virus umumnya masih dilakukan
dengan pencabutan kemudian dimusnahkan, sedangkan untuk memberantas gulma
digunakan herbisida.
a.
Hama
Hama adalah
hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya,
terutana aktivitas untuk memperoleh makanan. Hama tanaman memiliki
kemampuan merusak yang sangat hebat. Akibatnya tanamana dapat rusak atau
bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali. Hama pada tanaman terdiri dari
atas hewan mamalia, serangga dan burung. Hama tanaman berupa hewan
mamalia terdiri dari tikus, babi hutan dan kera. Hama tanaman berupa burung terdiri dari burung gelatik
dan burung pipit. Hama tanaman berupa serangga misalnya wereng, kutu
daun, walang sangit, belalang, berbagai ulat dan berbagai kumbang.
Diantara hama-hama tersebut yang paling menimbulkan kerugian besar pada tanaman
adalah kelompok serangga.
1) Hama
Gurem
Hama Gurem (Thrips
atau Myten) biasanya menyerang daun, bunga dan buah pada tanaman
sayuran tomat. Untuk mengatasi hama gurem ini dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu pembibitan/pesemaian disemprotkan dengan obat Dieldrin dan pada
areal yang tetap atau lahan pertanaman dapat disemprotkan dengan antara copper
fungisida dan Dieldrin.
2) Ulat
Tanah
Ulat Tanah (Agrotis
ipsilon) ini menyerang tanaman sayuran tomat pada bagian batangnya.
Warna ulatnya hitam mengkilat. Untuk pemberantasan hama ulat tanah ini
dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Memasang
umpan dengan perbandingan bahan campuran 1000 gr dedak : 100 gr gula dan paris
green, dicampur dengan air secukupnya.
b) Dilakukan
penyemprotan seminggu sekali
c) Secara
preventif yaitu menaman jenis tanaman tomat yang resisten serta tepat pada
waktunya.
3) Hama
Cacing
Hama Cacing (Melodogyna
sp.) ini menyerang tanamans ayuran tomat pada bagian akar, baik itu di
lahan pesemaian maupun pada lahan pertanaman. Pemberantasan hama cacing
ini dapat dilakukan dengan menggunakan Nematisida.
4) Siput
atau Bekicot
Siput atau
bekicot (Achatina fulica) menyerang pada waktu malam hari den menyerang
pada daun tanaman. Cara pemberantasannya dilakukan dengan cara:
a) Cara
mekanik : mencari siput yang menyerang daun kemudian langsung dibasmi/dibunuh.
b) Cara
kuratif : memberi umpan, yang merupakan campuran antara Metadex dan
bekatul.
c) Cara
preventif : membuat got keliling, dan got tersebut harus ada airnya.
5) Hama
Kutu Pucuk
Jenis kutu ini
ada yang berwarna hitam ada juga yang berwarna putih. Kedua jenis ini
menyerang menghisap sari-sari makanan lewat pucuk tanaman secara
bergerombol. Untuk memberantas hama kutu pucuk ini dapat dilakukan dengan
cara-cara penyemprotan dengan Folidol dan Dieldrin, serta
mengadakan rotasi tanaman secara sempurna.
b.
Penyakit
Penyakit tanaman adalah gangguan pada
tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut adalah
virus, bakteri, protozoa, jamur dan cacang nematode. Mikroorganisme itu
dapat menyerang organ tumbuhan seperti pada akar, batang, daun atau buah.
1) Penyakit
Jamur Phythophthora infestans
Penyakit busuk
daun pada tanaman sayuran tomat yang disebabkan oleh jamur Phythophthora
infestans biasanya berjangkit pada musim hujan dan dapat menyerang semua
stadia pertumbuhan tanaman tomat sehingga perlindungannya harus dimulai sejak
pindah pada lahan pertanaman.
Kebiasaan
petani penyemprot pestisida secara serampangan menyebabkan timbulnya strain
baru dari Phythophthora infestans yang ditunjukkan adanya kekebalan
jamaur Phythophthora infestans terhadap fungisida tertentu atau dosis
efektif.
Fungisida yang
dapat dianjurkan sebagai elternatif untuk mengendalikan jamur Phythophthora
infestans pada tomat antara lain:
a) Fungisida protektan Kocide 54WDG
b) Fungisida sistemik Starmyl 25WP
Fungisida
Kocide 54 WDG dan Starmyl 25WP dalam pemakaiannya dapat dipakai secara
bergantian maupun secara bersama-sama (dicampur), karena kedua fungisida ini
sudah teruji efektivitasnya dan tidak terjadi reaksi yang bersifat saling
melemahkan.
2)
Penyakit Layu
Penyakit layu pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh
jamur Fusarium oxysporium. Penyakit layu ini bisa menular melalui
luka. Untuk menanggulangi penyakit layu dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a)
Tanaman
diusahakan agar jangan sampai terjadi luka.
b)
Benih
tanaman didesinfektan dengan air panas bersuhu 550 C
selama 10 – 17 menit.
c) Tanaman
yang terserang dicabut kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya.
3)
Penyakit Akar
Penyakit akar pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh
bakteri, yaitu Bacterium solanacearum. Bakteri ini biasanya
meneyrang tanaman tanaman yang ditanam di lahan pertanaman yang berwarna
merah. Penanggulangan penyakit akar yang sudah terserang dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Perlu
diadakan rotasi tanam dengan tanaman lain dengan teratur.
b) Perlu
diperhatikan bahwa adajuga tanaman lain yang mudah terserang oleh penyakit ini
misalnya terong, kentang dan lombok.
c)
Bila
ada tanaman yang sudah terserang segera cabut dan dimusnahkan dengan cara
membakarnya.
4)
Penyakit
Virus Mozaik
Penyakit mosaic pada tanaman sayuran tomat disebabkan
virus. Penyakit ini
menyerang daun tanaman. Untuk mencegah tanaman terserang penyakit virus
ini adalah dengan cara menanam tanaman tomat tidak pada musim penghujan.
Bila tanaman sudah sempat terserang penyakit virus ini, segeralah dicabut
kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya.
5)
Penyakit Bakteri Xanthomonas solanacearum
Penyakit bakteri yang menyerang tanaman sayuran tomat
adalah Xanthomonas solanacearum. Tanaman sayuran tomat yang sudah
sempat terserang penyakit bakteri ini dapat ditanggulangi dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengadakan
rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan familinya.
b)
Dianjurkan
untuk menanam jenis yang resisten.
c)
Tanaman
yang sakit segera dicabut dan dimusnahkan.
6)
Penyakit
Bengkak Akar
Penyakit bengkak akar pada tanaman sayuran tomat
disebabkan oleh nematoda Meloidogynesp. Kebanyakan nematode hidup
didalam tanah dikelilingi oleh jamur, bakteri atau virus yang banyak diantara
jenisnya dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan.
Pengendalian secara kimiawi masih diperlukan untuk
melindungi tanaman tomat dari serabngan nematoda bengkak akar, terutama bila
metode pengendalian yang lain kurang efektif menekan populasi nematoda.
Salah satu jenis nematoda yang efektif menurunkan keganasan serangan nematoda
parasitik ini adalah corbofuran.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemakaian
nematisida, maka perlu dilakukan optimalisasi kondisi lingkungan tanah yang
mendukung aksi kerja bahan aktif nematisida. Caranya adalah dengan
pengaturan pengairan.
7)
Busuk
Ujung Buah Tomat
Sistem pertanian intensif yang disertai pemupukan tidak
berimbang sering menyebabkan gejala penyakit fisiologis akibat kekurangan unsur
hara tertentu. Salah satu diantaranya yang sering ditemukan pada tanaman
tomat adalah busuk ujung buah. Penyakit ini sangat merugikan petani tomat
karena dapat menggagalkan panen. Kalaupun bisa, kualitas buah akan sangat
menurun, sehingga sulit dipasarkan.
Untuk mengatasi serangan penyakit fisiologis ini
dianjurkan memilih varietas tomat yang tahan, misalnya saja tomat hibrida
varietas kada. Namun akan lebih baik lagi bila anjuran-anjuran berikut
ini dapat dilakukan:
a)
Lakukan
pengapuran tanah pada saat pengolahan tanah, terutama lahan yang mudah
kekurangan Ca atau pH-nya rendah.
b)
Lakukan
pemupukan berimbang sesuai anjuran (rekomendasi) setempat. Hindari
pemupukan nitrogen dan kalium yang berlebihan, karena dapat mempengaruhi
penyerapan unsur Ca.
c)
Pengairan
(penyiraman) harus merata, jangan membiarkan tanah terlalu basah atau
kekeringan.
d)
Bila
ditemukan ada gejala awal kurang Ca, segera semprot dengan CaCl2
pada seluruh permukaan daun 5 – 7 hari sekali secara berulang-ulang sampai
sembuh.
e)
Buah
tomat yang terserang segera dikumpulkan dan dibuang.
Dalam dunia
pertanian, nama lain dengan istilah yang populer untuk rumput pengganggu
tanaman budidaya adalah gulma. Di sawah, ladang, huma, kebun atau lahan
pertanaman lainnya banyak sekali jenis rumput yang mengganggu tanaman
pokok. Jadi, gulma adalah tanaman liar yang mengganggu pertumbuhan
tanaman yang diusahakan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengatasi.
c. Gulma
Gulma perlu diberantas karena sangat mengganggu tanaman
adan mengambil makan (zat hara) dari dalam tanah yang mengakibatkan penderitaan
pada tumbuhan pokok dan juga mengakibatkan turunnya hasil pertanian yang
dibudidayakan. Selain itu juga dapat merugikan manusia karena sebagian
gulma ada yang mengandung racun.
Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan pada saat tanamn
sayuran tomat berumur 2 minggu. Penyiangan ini dapat dilakukan dua
kali. Tujuannya adalah menghilangkan gulma-gulma yang menjadi saingan
dalam mencari zat makanan dari dalam tanah. Selain itu juga bertujuan
menggemburkan tanah. Penyiangan selanjutnya dapat dilakukan pada saat
umur tanaman sudah sekitar 5 minggu.
8.
Ciri dan Umur Panen
Pemetikan buah tomat
dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam
tergantung pada varietasnya. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat
dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman,
yakni sebagai berikut:
a)
Kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi
kekuning-kekuningan.
b)
Bagian tepi daun tua telah mengering.
c)
Batang tanaman menguning/mengering.
a. Waktu Pemetikan Tomat
Waktu pemetikan (pagi,
siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah
tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah.
Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan
karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga
mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang
panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga
dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini
dapat dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek.
b. Cara Pemanenan Buah Tomat
Cara memetik buah tomat
cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah
terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang
sudah matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung
dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan
hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat
dibuatkan tenda di dalam kebun.
c. Periode Panen Buah Tomat
Pemetikan buah tomat
tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak
bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari
sekali sampai seluruh tomat habis terpetik.
Untuk lebih memahami prospek bertanam tomat, akan lebih baik jika dilihat
dari aspek ekonominya. Dengan melihat tingkat keuntungan tanaman tomat para
petani akan semakin mantap dengan komoditi pilihannya. Apalagi tomat merupakan
sayur dan buah yang setiap hari dibutuhkan, baik oleh kalangan rumah tangga,
restoran, hotel, maupun pabrik. Bagi pemula, analisis ini akan membantu
mempermudah menentukan pilihan.
Sesuai dengan perkembangan dunia tomat dalam hal budidaya, maka untuk
mengetahui untung tidaknya budidaya tersebut diperlukan analisis ekonominya.
Menyenangkan secara teknis, belum tentu menjamin menyenangkan juga secara
ekonomi tanpa melihat perhitungannya lebih dahulu. Untuk itu dalam bab ini akan
ditampilkan nalisi usaha tani tomat secara hidroponik dan analisis usaha tani
tomat di kebun.
Bagaimana
prospek usaha tani tomat yang dikembangkan dikebun? Budidaya di kebun selain
biayanya lebih murah, hasilnya jua tidak mengecewakan. Berikut ini adalah
paparan usaha tani tomat di kebun yang dibuat berdasarkan pengalaman petani
tomat di Cikole, Lembang. Dalam analisis ini, angka produksi yang digunakan
adalah angka produksi yang minimum, sedang biaya adalah biaya normal. Maksud
penggunaan angka tersebut adalah untuk menjaga kemungkinan munculnya resiko.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Harga Satuan
Rp
|
Musim Hujan (MH)
(dalam Rp)
|
Musim Kemarau (MK) (dalam Rp)
|
|||
|
A.
|
Biaya Tetap
|
|
|
||||
|
|
1.
|
Sprayer
|
2
buah
|
80.000,00
|
160.000
|
160.000
|
|
|
|
2.
|
Ajir
20.000 btg = Rp
|
20.000
btg
|
150,00
|
300.000
|
300.000
|
|
|
|
3.
|
Penyusutan
:
|
|
|
|||
|
|
|
a.
|
Sprayer
|
2
buah
|
|
4.700
|
4.700
|
|
|
|
b.
|
Ajir
|
|
|
150.000
|
150.000
|
|
|
4.
|
Sewa
tanah
|
|
|
170.000
|
170.000
|
|
|
|
5.
|
Pajak
|
|
|
8.000
|
8.000
|
|
|
Total Biaya Tetap
|
|
|
332.700
|
332.700
|
|||
|
B.
|
Biaya Variabel
|
|
|
||||
|
|
1.
|
Benih
200 gr
|
|
|
250.000
|
250.000
|
|
|
|
2.
|
Pupuk:
|
|
|
|||
|
|
|
a.
|
Pupuk
kandang
|
28
ton
|
250,00
|
700.000
|
700.000
|
|
|
|
b.
|
ZA
|
125
kg
|
250,00
|
31.250
|
31.250
|
|
|
|
c.
|
TSP
|
125
kg
|
250,00
|
31.250
|
31.250
|
|
|
|
d
|
KCl
|
200
|
300,00
|
60.000
|
60.000
|
|
|
3.
|
Pestisida
|
|
|
|||
|
|
|
a.
|
Polyram
|
140
kg MH
|
8.200,00
|
1.148.000
|
|
|
100
kg MK
|
8.200,00
|
820.000
|
|||||
|
|
|
b.
|
Curacron
|
10
L MH
|
32.000,00
|
320.000
|
|
|
6 L
MK
|
32.000,00
|
192.000
|
|||||
|
|
|
c.
|
Nutraphos
|
40
kg MH
|
|
320.000
|
|
|
20
kg MK
|
|
160.000
|
|||||
|
|
|
d.
|
Ridomil
|
5
kg MH
|
|
180.000
|
|
|
0
kg MK
|
|
-
|
|||||
|
|
3.
|
|
Tenaga
Kerja:
|
|
|
||
|
|
|
a.
|
Pengolahan
tanah
|
|
|
700.00
|
700.00
|
|
|
|
b.
|
Pembuatan
ajir
|
|
|
67.500
|
67.500
|
|
|
|
c.
|
Penyemaian
|
|
|
2.500
|
2.500
|
|
|
|
d.
|
Penyapihan
dan pemeliharaan
|
|
|
300.000
|
300.000
|
|
|
|
e.
|
Pemeliharaan
|
|
|
472.500
|
887.500
|
|
|
|
f.
|
Panen
dan angkut
|
|
|
30.000
|
30.000
|
|
Total Biaya Variabel
|
|
|
4.613.000
|
4.232.000
|
|||
|
C.
|
Biaya tetap + variabel
|
|
|
4.945.700
|
4.564.700
|
||
|
D.
|
Biaya tak terduga 10%
|
|
|
494.570
|
456.470
|
||
|
E.
|
Biaya total
|
|
|
5.107.570
|
4.688.470
|
||
|
F.
|
Penerimaan
|
|
|
||||
|
G
|
Produksi minimum 20 ton
|
|
|
||||
|
|
Harga
jual Rp 400,00/kg (MK)
|
|
|
8.000.000
|
|||
|
|
Harga
jual Rp 450,00/kg (MH)
|
|
|
9.000.000
|
|||
|
|
Keuntungan
|
|
|
||||
|
|
Penerimaan
– biaya
|
|
|
3.892.430
|
3.311.530
|
||
Keterangan:
-
Sprayer dapat dipakai selama 10 tahun
-
Ajir dapat digunakan 2 musim tanam
Perhitungan:
a.
Budidaya musim hujan
|
BEP =
|
Rp 332.700,00
|
|
1 – Rp 5.107.570,00/Rp 9.000.000,00
|
|
|
= Rp 143.890,00
|
|
|
R/C =
|
Rp 9.000.000,00/Rp 5.107.570,00
|
|
= 1,76
|
|
|
B/C =
|
Rp 3.892.430,00/Rp 5.107.570,00
|
|
= 0,76
|
|
BEP =
|
Rp 332.700,00
|
|
1 – Rp 4.232.000,00/Rp 8.000.000,00
|
|
|
= Rp 156.702,00
|
|
|
R/C =
|
Rp 8.000.000,00/Rp 4.688.470,00
|
|
= 1,71
|
|
|
B/C =
|
Rp 3.311.530,00/Rp 4.688.470,00
|
|
= 0,71
|
Hasil
perhitungan menunjukkan nilai titik impas pada musim hujan adalah Rp
143.890,00. Jika harga jual tomat pada musim itu adalah Rp 450,00, maka kondisi
impas sudah tercapai dengan produksi tomat sebanyak 319,7 kg/ha. Sedang pada
musim kemarau nilai titik impasnya sebesar Rp 156.702,00. Nilai ini menunjukkan
bahwa kondisi impas akan dicapai ketika produksi telah mencapai 391,7 kg. Dengan
asumsi harga pada musim kemarau sebesar Rp 400,00.
Nilai rasio penerimaan dengan biaya pada musim hujan sebesar 1,76, sedang
pada musim kemarau hanya 1,71. Hal ini berarti untuk setiap Rp 1,00 biaya yang
ditanamkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,76 pada musim hujan dan Rp
1,71 pada musim kemarau. Dengan kata lain, tiap rupiah yang diinvestasikan akan
mendatangkan keuntungan sebesar 76% pada musim hujan dan 71% pada musim
kemarau.
Dalam paparan ini sengaja ditampilkan penanaman pada musim hujan dan kemarau
karena ada perbedaan biaya antar kedua musim tanam ini. Pada musim hujan,
banyak menggunakan pestisida karena pada saat itu tanaman sangat peka hama dan
penyakit, termasuk penyakit fisiologis. Sedangkan pada musim kemarau yang
banyak membutuhkan biaya adalah saat pemeliharaan. Tanaman harus lebih
diintensifkan pengairannya.
Budidaya
pada musim hujan lebih tinggi untungnya karena harga jual bisa lebih baik.
Meningkatnya harga jual karena produsen cenderung menghindari risiko musim yang
kurang disukai tanaman tomat. Akibatnya, suplai di pasar rendah dan harga
meningkat.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budidaya tanaman tomat dapat dilakukan dengan baik, pencegahan dan pengendalian hama penyakit sudah dilakukan dengan maksimal. Situasi dan kondisi cuaca juga mendukung dan pencegahan serta pengendalian dapat bekerja secara efektif dan efisien walaupun belum sempurna.
Tanaman tomat adalah jenis tanaman sayuran buah yang memiliki peranan yang cukup penting dalam pemenuhan gizi yang diperlukan manusia. Agar tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik, hendaknya jenis dan varietasnya ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan kondisi dan keadaan alam tempat yang akan dijadikan lahan. Selain di ladang atau di kebun, tanaman tomat juga bisa di budidayakan di dalam pot-pot bunga yang tentunya memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tanaman sayur dan sebagai tanaman hias.
Pada saat proses penyemaian benih dilakukan, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, seperti ciri-ciri benih yang sehat, tempat penyemaian dan pemeliharaan tanaman tomat tersebut Tanaman tomat yang dibudidayakan tidak gagal dan cukup berhasil walaupun belum maksimal. Mengetahui bagaimana pembudidayaan tomat, pengendalian hama dan penyakit, proses memanen, sampai memasarkan tanaman tomat ini.
B.
Kritik
dan Saran
Untuk menanam tanaman tomat, diperlukan kesabaran, keuletan serta
ketlatenan karena tanaman tomat ini sangat rentan terhadap hama, penyakit, yang
disebabkan kondisi iklim dan cuaca, sehingga tanaman ini harus di perhatikan
dan jika ada salah satu tanaman yang terserang jamur, harus segera dicabut dan
dibuang jauh dari lahan tanaman tomat tersebut.
Setelah dicabut, lubang yang kosong tersebut tidak boleh langsung
ditanami tomat kembali, tetapi dibiarkan terlebih dahulu agar jamur yang
tersisa menghilang dan tidak menular ke tanaman tomat yang lain.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kami
menerima saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini dan makalah-makalah
yang akan dibuat selanjutnya. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Annonymous, 2012.
http://www.nuryety.co.cc/2010/03/tomat-adalah-komoditas-
Astarini, I.D. 2009. Pemuliaan Tanaman Sayuran.
Hartati, Sri. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat
Hasil Mutasi Buatan Pada Kondisi
pada tanggal 10 Desember 2014
http://bobtin149.blogspot.com/2009/06/kesimpulan-dan-saran.html
hortikultura.html Diakses
pada tgl 27 Maret 2012
http://fikironafifin.heck.in/budidaya-tomat.xhtml
Diakses pada tanggal 10 Desember 2014
http://kickfahmi.blogspot.com/2012/05/budidaya-tanaman-tomat.html
diakses pada tanggal
10 Desember 2014
tomat/
diakses pada tanggal 11 Desember 2014
http://serbatani.blogspot.com/2012/10/makalah-tanaman-tomat.html
diakses pada tanggal 11
Desember 2014
Stress Air dan Kondisi Optimal. Agrosains. 2 (2) :
35-42
Saragih, W.C. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi
Tomat Terhadap Pemberian Pupuk Phospat dan Bahan
Organik. Skripsi. Universitas Sumatera
